Minggu, 04 Januari 2015

Sepucuk Surat Rindu Untuk Sahabat

Assalamualaikum … apakah ada orang disini, mudahan ada ya...

Maaf sebelumnya, jika coretan ini telah mengusik privasi kamu, tapi mau gimana lagi, aku cuma pengen menuliskan apa yang ada dihatiku dan segilintir rangkuman percakapan yang terjadi antara aku dengan seorang wanita yang mungkin sedikit demi sedikit sekarang sudah mulai kamu lupakan.

Tadi ketika berbicara lewat telefon, wanita itu memberikan statement “semuanya sekarang sudah pada sibuk, semuanya sudah berubah, berbeda seperti dulu.”

Awalnya sih, aku hanya berkomentar seperti ini, “wajar lah mereka pada sibuk dan berubah, toh kita setiap hari harus ada perubahan-perubahan yang dilakukan menuju pribadi yang lebih baik lagi” eh, tetapi ternyata bayangan aku malah berkomentar lain, bayangan aku yang tidak ku ajak dalam percengkramaan ini menyetujui statement yang di lontarkan oleh wanita itu.

Iya, wanita itu hanya ingin mencurahkan hatinya kepada sahabat yang dulu pernah mengikat janji untuk selalu setia dan berbagi, tidak kepada yang lain. Wanita itu hanya ingin tersenyum mendengar respon dan suara dari para sahabatnya. Yah, aku tahu, wanita itu sekarang masih diselimuti kesedihan, karena baru saja mengalami rasa kehilangan, tapi apakah kamu tega, baru saja dia merasa kehilangan, terus kamu juga harus menghilang dari hidupnya ?

Aku sadar, kamu begitu sibuk sekarang, dengan dunia yang baru, dengan wajah yang baru dan dengan kisah yang baru pula, tentunya. Tetapi apakah sebegitu sibuknya? Sehingga tidak ada secuil waktu pun dimiliki untuk menyapa sahabat yang senantiasa merindukan dirimu disudut dinding kamar itu?

Ah, miris… tidak hanya wanita itu yang merasa kehilangan sahabatnya, tetapi aku juga mulai merasakan kehilangan sahabat yang dari dulu persahabatan itu di pupuk hingga bisa bertahan sampai saat ini. tapi sayang, dengan kesibukan yang dilalui persahabatan itu mulai layu. Tidak tampak seperti dulu yang begitu bermekaran dan membuat yang disekitar itu iri.

Ah… tak tau lagi, aku tak mampu mengungkapkan rasa kehilangan ini dengan kata-kata yang puitis dan mengandung penuh teka-teki.

Tulisan ini tercipta, setelah wanita itu mengingatkan tentang semua ini. bagaimana dia menahan rindu dan mengobatinya hanya dengan melihat wajah culunnya kamu dulu di album foto yang memudar itu.

Ah, terserahlah, melalui goresan tinta ini aku mencoba menafsirkan bagaimana rasa kehilangan wanita itu dan rindunya wanita itu terhadap sahabat-sahabat yang dulu sempat mengikrarkan janji setia serta bayangan-banyangan masa depan yang pernah dikhayalkan dimasa lalu.


Terimakasih, sudah mau membaca tulisan ini, dan semoga kamu ada waktu untuk menyapa sahabat-sahabatmu yang senantiasa merindukanmu. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Muncul Lagi

Hai Guys, Assalamualaikum. Kembali berjumpa dengan saya, Uda Ir yang sudah lama tidak pulang-pulang. Kemana dia? Fine, lupakan si ...