Assalamualaikum … apakah ada orang disini, mudahan
ada ya...
Maaf sebelumnya, jika coretan ini telah mengusik
privasi kamu, tapi mau gimana lagi, aku cuma pengen menuliskan apa yang ada
dihatiku dan segilintir rangkuman percakapan yang terjadi antara aku dengan
seorang wanita yang mungkin sedikit demi sedikit sekarang sudah mulai kamu
lupakan.
Awalnya sih, aku hanya berkomentar seperti ini, “wajar
lah mereka pada sibuk dan berubah, toh kita setiap hari harus ada
perubahan-perubahan yang dilakukan menuju pribadi yang lebih baik lagi” eh,
tetapi ternyata bayangan aku malah berkomentar lain, bayangan aku yang tidak ku
ajak dalam percengkramaan ini menyetujui statement yang di lontarkan oleh
wanita itu.
Iya, wanita itu hanya ingin mencurahkan hatinya
kepada sahabat yang dulu pernah mengikat janji untuk selalu setia dan berbagi,
tidak kepada yang lain. Wanita itu hanya ingin tersenyum mendengar respon dan suara
dari para sahabatnya. Yah, aku tahu, wanita itu sekarang masih diselimuti
kesedihan, karena baru saja mengalami rasa kehilangan, tapi apakah kamu tega,
baru saja dia merasa kehilangan, terus kamu juga harus menghilang dari hidupnya
?
Aku sadar, kamu begitu sibuk sekarang, dengan dunia
yang baru, dengan wajah yang baru dan dengan kisah yang baru pula, tentunya. Tetapi
apakah sebegitu sibuknya? Sehingga tidak ada secuil waktu pun dimiliki untuk
menyapa sahabat yang senantiasa merindukan dirimu disudut dinding kamar itu?
Ah, miris… tidak hanya wanita itu yang merasa
kehilangan sahabatnya, tetapi aku juga mulai merasakan kehilangan sahabat yang
dari dulu persahabatan itu di pupuk hingga bisa bertahan sampai saat ini. tapi
sayang, dengan kesibukan yang dilalui persahabatan itu mulai layu. Tidak tampak
seperti dulu yang begitu bermekaran dan membuat yang disekitar itu iri.
Ah… tak tau lagi, aku tak mampu mengungkapkan rasa
kehilangan ini dengan kata-kata yang puitis dan mengandung penuh teka-teki.
Tulisan ini tercipta, setelah wanita itu
mengingatkan tentang semua ini. bagaimana dia menahan rindu dan mengobatinya
hanya dengan melihat wajah culunnya kamu dulu di album foto yang memudar itu.
Ah, terserahlah, melalui goresan tinta ini aku
mencoba menafsirkan bagaimana rasa kehilangan wanita itu dan rindunya wanita
itu terhadap sahabat-sahabat yang dulu sempat mengikrarkan janji setia serta
bayangan-banyangan masa depan yang pernah dikhayalkan dimasa lalu.
Terimakasih, sudah mau membaca tulisan ini, dan
semoga kamu ada waktu untuk menyapa sahabat-sahabatmu yang senantiasa
merindukanmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar