Selasa, 10 Januari 2017

Inikah Ukhuwah yang Kau Maksud?

Oleh: Perindu Ukhuwah



Aku percaya, kau memahami apa arti ukhuwah.

Karena, melihat dari bacaanmu saja tak mungkin rasanya kau melewatkan membaca tentang satu kata itu, “Ukhuwah.”

Percayaku, tak hanya sekedar praduga, namun tertampak nyata. Senantiasa dalam beberapa pembicaraanmu kau sebut kata tersebut, “Ukhuwah.”

Layaklah diriku bertanya pada mu seperti apakah “ukhuwah” itu?

Apakah ukhuwah itu;
Ketika kau lapar dan kau ajak aku berbicara atau sekedar menegur sebagai prolognya agar aku mengizinkan makanan yang ku punya untuk kau makan? Sementara, diluar kau lapar sepatah kata pun tak kau ucapkan demi berbicara dengan ku.

Apakah ukhuwah itu;
Kau menghilang disaat kau memiliki makanan, dan keluar kembali setelah makanan itu habis atau tak mampu kau habiskan, lalu kau tawarkan kepadaku sisanya? Sungguh, dengan bodohnya aku, tetap ku terima makanan sisamu.

Maafkan aku, jika aku bertanya tentang ukhuwah dan memberi permisalan dengan makanan. Tampak seperti ukhuwah itu seperti ukhuwah para anjing. Maafkan aku kawan, “Ukhuwah.”

Baiklah. Ku coba bertanya tentang ukhuwah ini dengan misal yang lebih lembut, semoga kau tak tersakiti.

Apakah ukhuwah itu;
Kau biarkan aku makin dalam terpuruk kedalam kemaksiatan, kau mengetahuinya, dan tak ada niat sama sekali untuk bernasehat dengan ku? Jika ia, maka aku sudah masuk kedalam kandang yang salah.

Apakah ukhuwah itu;
Kau beribadah kepada rabb mu, shalat wajib tepat waktu lagi dimasjid, sementara kau melihat teman mu masih terlelap tidur, dank au biarkan begitu saja? Jika ia, maka “lagi” aku masuk kedalam kandang yang salah.

Kawan, seperti inikah ukhuwah yang kau maksud?

Kawan, ukhuwah itu tidak hanya sekedar manis dilisan, kau bilang cinta karena Allah, hati telah bersatu karena-Nya, tapi kau biarkan saudara mu makin terpuruk dalam lembah ke-alfa-an.

Jika boleh aku mengartikan, maka ukhuwah itu tidak hanya sekedar manis dibibir, namun ingatanmu terhadap saudaramu dalam do’a dan juga kau menjadi alarm bagi saudaramu, disaat ia mulai melangkah kejalur yang salah.

Untuk itu, selalu ingatkan aku jika mulai salah, kembali luruskan paradigmaku tentang ukhuwah yang tidak hanya manis dibibir namun kesat dalam perbuatan, atau bahkan “ukhuwahnya para anjing,” hanya sebatas makanan.

Maafkan aku, kawan.
Karena aku tidak ingin ukhuwah itu seperti yang sudah termaksud dalam pikiranku.


Bandung, 10 Januari 2017
Siang bolong, 13:20

Di lingkungan yang “katanya” ada ukhuwah.

Muncul Lagi

Hai Guys, Assalamualaikum. Kembali berjumpa dengan saya, Uda Ir yang sudah lama tidak pulang-pulang. Kemana dia? Fine, lupakan si ...