Kamis, 22 Desember 2016

Kak… Aku ingin ibu (Surat Cinta dari Aleppo)

Kak… Aku ingin ibu
(Surat Cinta dari Aleppo)

Oleh : Irwanto


Kak… aku dengar hari ini, 22 Desember dinegaramu sedang merayakan hari ibu. Setiap orang mengucapkan “Selamat Hari Ibu” dengan bunga di tangan kanan dan kado lainnya untuk ibunya.

Hari ini, kakak memberikan bakti terbaik untuk ibu kakak, diabadikan dengan kamera super canggih dan diposting di media sosial dengan caption “I Love Ibu” “Ibu tersayang” “quality time with mother” dan jutaan caption lainnya tentang ibu.

Aku bahagia melihat mu kak, kau masih sangat menyayangi ibumu. Kau anak yang berbakti kak. Sungguh aku bahagia dan juga iri.

Pernahkah kau bertanya kenapa aku iri melihat kebahagiaanmu hari ini kak? Sungguh, aku sangat iri? Bahkan saking irinya, aku sampai menangis.

Ingin sekali melakukan apa yang kau lakukan untuk ibumu dihari ini. Membawakan ibu bunga, membuatkan ibu secangkir cokelat panas dipagi 22 desember ini, menjadikan ibu raja, dan mengabadikan seluruh kebahagiaan yang berlangsung dengan kamera. Serta ikut memamerkannya dimedia massa.

Sungguh, ingin sekali kak aku melakukannya.

Namun, apa dayaku. Aku sekarang ditengah-tengah kota ini seorang diri, tanpa sanak dan saudara. Aku saat ini dalam ketakutan, takut tentara-tentara itu datang dan menembakiku seperti yang ia lakukan kepada bapak.

Dalam ketakutan, rindu bersama ibu pun muncul. Ibu yang setiap pagi membangunkan ku untuk sholat, menyediakan sarapan, mempersiapkan diriku untuk kesekolah dan semuanya tentang sehari-hari ibu.

Tapi itu hanya tinggal sebuah kenangan. Ibu tidak akan kembali lagi, dia sudah bersama Tuhan disurga setelah ia dibunuh oleh mereka kak. Kau tau kak,,, sebelum mereka membunuh ibu, mereka memperkosa ibu, menikmati tubuh ibu dengan kasar. Setelah hawa nafsu mereka terpenuhi maka dentuman keras terdengar oleh ku dari balik bebatuan. Ibu ditembak, dan Ibu sudah pergi.

Kak… aku ingin ibu kak…

Kak… Kota ini semakin suram sejak ibu pergi. Pandanganku semakin dingin. Hatiku bertambah sedih, saat melihat kakak-kakak dinegaramu  saat ini banyak yang menelantarkan ibunya.  Tak merawat ibunya, atau ia sibuk dengan urusannya bersama teman-teman yang tidak penting. Sangat menyayat hati.

Beruntunglah kau kak, masih memiliki ibu dan memberikan bakti kepadanya. Meski bakti itu baru kau tunjukan di 22 desember ini, tapi tidak apa.

Dan, aku titip pesan buat teman-temanmu atau adik-adik yang ada di negeramu. Jika mereka tidak lagi membutuhkan seorang ibu, tak lagi merawat ibunya karena sudah terlalu tua, maka minta saja mereka mengirimkan ibunya untuk ku dan untuk anak-anak sebaya ku disini.


Karena, aku ingin ibu… Kak.
kami ingin ibu... Kak.

Muncul Lagi

Hai Guys, Assalamualaikum. Kembali berjumpa dengan saya, Uda Ir yang sudah lama tidak pulang-pulang. Kemana dia? Fine, lupakan si ...