Jumat, 28 Oktober 2016

Membaca Tanda-Tanda

MEMBACA TANDA-TANDA
KARYA TAUFIQ ISMAIL

Ada sesuatu yang rasanya mulai lepas
dari tangan dan meluncur lewat sela-sela jari kita
Ada sesuatu yang mulanya tak begitu jelas
tapi kini kita mulai merindukannya

Kita saksikan udara abu-abu warnanya
Kita saksikan air danau yang semakin surut jadinya
Burung-burung kecil tak lagi berkicau pagi hari

Hutan kehilangan ranting
Ranting kehilangan daun
Daun kehilangan dahan
Dahan kehilangan
hutan

Kita saksikan zat asam didesak asam arang
dan karbon dioksida itu menggilas paru-paru

Kita saksikan
Gunung memompa abu
Abu membawa batu
Batu membawa lindu
Lindu membawa longsor
Longsor membawa air
Air membawa banjir
Banjir membawa air
air
mata

Kita telah saksikan seribu tanda-tanda
Bisakah kita membaca tanda-tanda?

Allah
Kami telah membaca gempa
Kami telah disapu banjir
Kami telah dihalau api dan hama
Kami telah dihujani abu dan batu

Allah
Ampuni dosa-dosa kami
Beri kami kearifan membaca
Seribu tanda-tanda
Karena ada sesuatu yang rasanya
mulai lepas dari tangan
dan meluncur lewat sela-sela jari
Karena ada sesuatu yang mulanya
tak begitu jelas
tapi kini kami mulai merindukannya.

1982


Kerinduan Padamu Ya Rasulullah

Kerinduan Padamu Ya Rasulullah
Karya. Kurniati

Malam itu sunyi terasa
Tanpa sinar cahaya
Relung-relung hatiku sedang duka nestapa
Tanpa terasa berderai air mata

Aku bangkit dari hati yang hampa
Dijiwa yang rapuh
Dari khayalan yang mendera
Aku jauh… jauh… jauh… jauh

Kuambil sebuah buku
Kuubaca dengan seksama
Alkisah seoranng yang merindu
Rindu pada orang yang mulia

Nabi Muhammad bagindaku
Pembawa bahagia bagi ummatnya
Pribadimu yang agung… aku rindu
Rindu teramat rindu karena jasanya

Mengarahkan aku dnegan sinar kemuliaan
Cahaya Ilahi Rabbi yang engkau bawa
Sinarlah kegundahanku
Karena engkaulah sebagai karunia

Bagi orang-orang yang beriman sebagai amanat dari Allah


Insan Pilihan Allah

Insan Pilihan Allah
Karya. Kurniati

Banyak pijar-pijar bercahaya
Tapi ada yang lebih bercahaya
Cahaya diatas cahaya
Cahaya yang bersinar abadi sepanjang masa
Menerangi seluruh alam semesta

Subhanallah, Sosok pilihan
Engkaulah sebaik-baik makhluk Tuhan
Muhammad Nabi akhir zaman
Keistimewaanmu melampaui perbatasan
Perbatasan karena engkau pilihan Allah
Dari makhluk-makhluk pilihan
Pilihan Allah yang terpilih semourna diantara insan

Baginda-ku yang amat mulia
Engkau manusia teristimewa
Namamu disandingkan Allah Azza Wajalla
Kalimat syahadat sebagai bukti nyata

“Aku bersaksi bahwa tiada tuhan kecuali Allah, dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah.”

HIJRAH

HIJRAH
Karya. Roy

KALA RAGA BERDIRI DIATAS JAHILIYAH
NAFSU MEMBUMI MEREDAM AKAL DAN FITRAH
SUNGGUH TAK KUASA TUK MENGELAK
MENURUTKAN HASRAT SYETAN PENUH SUKA CITA

YA ALLAH...KU TAHU DAN PURA-PURA TAK TAHU
KAU SELALU BERTANYA TENTANG KELEBIHANKU
TIDAKKAH KALIAN MEMPERGUNAKAN AKAL?
TIDAKKAH KALIAN TERGOLONG KAUM YANG BERFIKIR ?

AKAL HANYA BERGUNA TUK MENCARI PEMBENARAN
BUKAN TUK MENCARI KEBENARAN YANG HAKIKI
AKHIRNYA KU BISA MENYANGKAL PERINTAH-MU
SAMBIL MELANGKAH DI MUKA BUMI PENUH CONGKAK

YA ALLAH..TAKDIRKAN HAMBA TUK BERHIJRAH
KEMBALI PADA FITRAH-MU YG HAMPIR LENYAP
HAMPIR BERGANTI LAYAK HEWANI
GERAKKAN KUASA-MU TUK MEMPERBAIKI DIRI

BERI HAMBA KEMAMPUAN KENDALI
SIRAM HAMBA TUK BERSUCI
AGAR BISA MENGISI DETIK YANG TERSISA
BENAR-BENAR MENJADI HAMBA

AAMIIIN....


Hijrah

Hijrah
Karya. Muhammad Fadly Syah

Dunia begitu indah
tidak…, dunia terlalu indah
banyak hal terlalu indah di dunia
cinta terhadap dunia membuat kita lupa
kita lupa bahwa kita hanyalah manusia !
kita hanyalah manusia
tapi kita terperdaya oleh dunia
oleh kehidupan terlalu indah yang sementara
yang suatu hari akan diminta
pertanggung jawaban semua perbuatan
sadarkah kita
dunia ini menipu kita
membuat kita lupa akhirat
kita terperdaya
oleh wanita, anak-anak, dan harta melimpah
sudahlah…, ayoo kita hijrah
dari kehidupan dunia yang memperdaya
dari kesenangan yang sementara
menuju kesenangan abadi
marilah jadikan dunia
sebagai tempat bersiap
sebagai tempat mencari kebaikan
untuk berguna kebaikan nantinya
untuk berguna hidup kita
jangan hidup senang sia-sia
jangn pula mati sia-sia
sudah banyak orang yang mati
mereka ingin ke dunia
mengerjakan kebaikan

tapi kehendak manusia tidak akan mampu
melawan takdir yang telah ditentukan
manusia sampai kapanpun
tidak akan sanggup
melawan kehendak penciptanya


Bergerak, Tidak Mengeluh

Bergerak, Tidak Mengeluh

Karya. Litadiny

sesak napasku tersengal-sengal, asma kumat lagi.
tapi teringat dengan palestina ku, merana, duka
masihkah harus tidak bersyukur dengan segala karunia-Nya
Siapa lebih menderita dengan darah, bom, dan ketakutan tiap detiknya

Jangan mengeluh hanya karena segalanya tidak sesuai dengan harapanmu
Siapa yang menciptakan kondisi ini, dirimu sendiri.
Maka nikmatilah segala keadaan ini
sebelum semuanya menjadi lebih merana dan menduka seperti Palestina mu

Menjadi kuat lagi mengingat derita Palestina
Jangan lemah, ayo bangkit bantu mereka
kita satu tubuh, rasakanlah duka mereka
Lakukan apa yang kamu bisa

Jangan hanya mengeluhkan diri sendiri
Sedang dunia tidak selebar daun kelor
Tiada yang sempurna
Kesempurnaan adalah ketika kita telah berbuat untuk mereka

Nikmati rasa ini dalam-dalam
Nanti kamu akan merindukannya
Mari berbuat kebaikan untuk orang lain
Memberi manfaat walau hanya sekedar doa

Palestina tidak akan sendiri
Bila tiap-tiap kita merasakan dukanya dan bergerak
Sekeping saja dan sekelumit doa tulus dari kalbu
Semoga berjaya kembali Palestina kita. amiin
Bergerak tidak mengeluh.

Palestina, Bagaimana Bisa Aku Melupakanmu

Palestina, Bagaimana Bisa Aku Melupakanmu
Karya: Taufik Ismail

Palestina, Bagaimana Bisa Aku Melupakanmu
Ketika rumah-rumahmu diruntuhkan bulldozer
dengan suara gemuruh menderu, serasa pasir
dan batu bata dinding kamartidurku bertebaran
di pekaranganku, meneteskan peluh merah dan
mengepulkan debu yang berdarah.

Ketika luasan perkebunan jerukmu dan pepohonan
apelmu dilipat-lipat sebesar saputangan lalu di
Tel Aviv dimasukkan dalam file lemari kantor
agraria, serasa kebun kelapa dan pohon mang-
gaku di kawasan khatulistiwa, yang dirampas
mereka.

Ketika kiblat pertama mereka gerek dan keroaki bagai
kelakuan reptilia bawah tanah dan sepatu-
sepatu serdadu menginjaki tumpuan kening
kita semua, serasa runtuh lantai papan surau
tempat aku waktu kecil belajar tajwid Al-Qur’an
40 tahun silam, di bawahnya ada kolam ikan
yang air gunungnya bening kebiru-biruan kini
ditetesi airmataku.

Palestina, bagaimana bisa aku melupakanmu

Ketika anak-anak kecil di Gaza belasan tahun bilangan
umur mereka, menjawab laras baja dengan timpukan batu cuma,
lalu dipatahi pergelangan tangan dan lengannya,
siapakah yang tak menjerit serasa anak-anak kami
Indonesia jua yang dizalimi mereka –
tapi saksikan tulang muda mereka yang patah
akan bertaut dan mengulurkan rantai amat panjangnya,
pembelit leher lawan mereka, penyeret tubuh
si zalim ke neraka, An Naar.

Ketika kusimak puisi-puisi Fadwa Tuqan, Samir Al-
Qassem, Harun Hashim Rashid, Jabra Ibrahim
Jabra, Nizar Qabbani dan seterusnya yang diba-
cakan di Pusat Kesenian Jakarta, jantung kami
semua berdegup dua kali lebih gencar lalu ter-
sayat oleh sembilu bambu deritamu, darah kami
pun memancar ke atas lalu meneteskan guratan
kaligrafi

‘Allahu Akbar!’ dan
‘Bebaskan Palestina!’

Ketika pabrik tak bernama 1000 ton sepekan memproduksi
dusta, menebarkannya ke media cetak dan
elektronika, mengoyaki tenda-tenda pengungsi
di padang pasir belantara, membangkangit reso-
lusi-resolusi majelis terhormat di dunia, mem-
bantai di Shabra dan Shatila, mengintai Yasser
Arafat dan semua pejuang negeri anda, aku pun
berseru pada khatib dan imam shalat Jum’at
sedunia: doakan kolektif dengan kuat seluruh
dan setiap pejuang yang menapak jalanNya,
yang ditembaki dan kini dalam penjara, lalu
dengan kukuh kita bacalah
‘laquwwatta illa bi-Llah!’

Palestina, bagaimana bisa aku melupakanmu
Tanahku jauh, bila diukur kilometer, beribu-ribu
Tapi azan Masjidil Aqsha yang merdu
Serasa terdengar di telingaku.


Muncul Lagi

Hai Guys, Assalamualaikum. Kembali berjumpa dengan saya, Uda Ir yang sudah lama tidak pulang-pulang. Kemana dia? Fine, lupakan si ...