Kamis, 22 Maret 2018

Muncul Lagi




Hai Guys,
Assalamualaikum.
Kembali berjumpa dengan saya, Uda Ir yang sudah lama tidak pulang-pulang. Kemana dia?

Fine, lupakan si dia, uda Ir tersebut.

Kali ini gua datang dengan nuansa yang berbeda. Jika selama ini blog ini berisi tentang perkuliahan gue, sekarang gue mau sesuatu yang fresh, tidak mau lagi gue nge-post materi kuliah, makalah, atau bahkan karya sastra berupa cerpen, puisi yang notebene itu tugas kuliah. Damn!

Why? Ya karena gue bukan mahasiswa lagi. Tidak ada makalah yang bisa di post lagi. Enough! Sekarang kan, gue sudah jadi cikgu yang disayangi sama murid-muridnya. (Harapan gue sih gitu).

Duh, cikgu. Jadi sekarang mau ngepost RPP, Silabus, Prota, Prosem gitu atau kisah-kisah bersama murid-murid tersayang? Ya kagak lah. kalau kata orang sunda mah, bukan gua pisaaaaaan!

Baik, Gue mau jelasin. Semoga bisa diterima.

Jadi gini, Sejak lulus kuliah gue seakan kehilangan orientasi hidup. Cielah. Lah iya bener. Sekarang gue sudah tidak pernah nulis lagi, tidak pernah baca buku lagi, tidak pernah ngebolang lagi. Sedih banget lah pokoknya mah.

Tetiba suatu hari, gua dapat wangsit. Gua berpikir, gua tidak bisa begini terus, kalau terus begini mau nikah kapan, coba? (Lah?) Terus gua mulai berazzam, hari ini gua harus kemabli menulis, gua harus kembali meliihat dunia, gua harus kembali melangkah, tidak mau lagi berdiam diri.

Akhirnya, gua bikin tuh planning, Minimal dalam 1 bulan gua harus keluar, melihat dunia, melakukan perjalanan, dari perjalanan tersebut, gua akan nulis tentang apapun yang ditemukan, dilihat, dinikmati. Pokoknya gitu deh, sekarang gua tidak lagi berpikir "ini bakal ada yang baca atau kagak yak" I DON'T CARE!!!  Terpenting gua harus nulis, ngasah kemampuan gua, ngelanjutin hobi yang tertunda. harus nulis titik.

Jadi, jika selama ini blog ini sepi, maapin. karena gua waktu itu lagi bermeditasi, dan sekarang baru keluar dari tempat meditasinya.

Tujuan nulis tidak buat jadi terkenal, tapi cuma mengabadikan kisah yang pernah terlewati.

Paham dengan penjelasan gua? Paham lah yah.

Jadi, kapan tulisannya bisa di post? Secepatnya!
Kabar baiknya, akhir pekan lalu, gua baru melakukan perjalanan. Kemana? rahasia dongse. Tunggu saja postingan selanjutnya.

Bye. Wassalam. 

Selasa, 10 Januari 2017

Inikah Ukhuwah yang Kau Maksud?

Oleh: Perindu Ukhuwah



Aku percaya, kau memahami apa arti ukhuwah.

Karena, melihat dari bacaanmu saja tak mungkin rasanya kau melewatkan membaca tentang satu kata itu, “Ukhuwah.”

Percayaku, tak hanya sekedar praduga, namun tertampak nyata. Senantiasa dalam beberapa pembicaraanmu kau sebut kata tersebut, “Ukhuwah.”

Layaklah diriku bertanya pada mu seperti apakah “ukhuwah” itu?

Apakah ukhuwah itu;
Ketika kau lapar dan kau ajak aku berbicara atau sekedar menegur sebagai prolognya agar aku mengizinkan makanan yang ku punya untuk kau makan? Sementara, diluar kau lapar sepatah kata pun tak kau ucapkan demi berbicara dengan ku.

Apakah ukhuwah itu;
Kau menghilang disaat kau memiliki makanan, dan keluar kembali setelah makanan itu habis atau tak mampu kau habiskan, lalu kau tawarkan kepadaku sisanya? Sungguh, dengan bodohnya aku, tetap ku terima makanan sisamu.

Maafkan aku, jika aku bertanya tentang ukhuwah dan memberi permisalan dengan makanan. Tampak seperti ukhuwah itu seperti ukhuwah para anjing. Maafkan aku kawan, “Ukhuwah.”

Baiklah. Ku coba bertanya tentang ukhuwah ini dengan misal yang lebih lembut, semoga kau tak tersakiti.

Apakah ukhuwah itu;
Kau biarkan aku makin dalam terpuruk kedalam kemaksiatan, kau mengetahuinya, dan tak ada niat sama sekali untuk bernasehat dengan ku? Jika ia, maka aku sudah masuk kedalam kandang yang salah.

Apakah ukhuwah itu;
Kau beribadah kepada rabb mu, shalat wajib tepat waktu lagi dimasjid, sementara kau melihat teman mu masih terlelap tidur, dank au biarkan begitu saja? Jika ia, maka “lagi” aku masuk kedalam kandang yang salah.

Kawan, seperti inikah ukhuwah yang kau maksud?

Kawan, ukhuwah itu tidak hanya sekedar manis dilisan, kau bilang cinta karena Allah, hati telah bersatu karena-Nya, tapi kau biarkan saudara mu makin terpuruk dalam lembah ke-alfa-an.

Jika boleh aku mengartikan, maka ukhuwah itu tidak hanya sekedar manis dibibir, namun ingatanmu terhadap saudaramu dalam do’a dan juga kau menjadi alarm bagi saudaramu, disaat ia mulai melangkah kejalur yang salah.

Untuk itu, selalu ingatkan aku jika mulai salah, kembali luruskan paradigmaku tentang ukhuwah yang tidak hanya manis dibibir namun kesat dalam perbuatan, atau bahkan “ukhuwahnya para anjing,” hanya sebatas makanan.

Maafkan aku, kawan.
Karena aku tidak ingin ukhuwah itu seperti yang sudah termaksud dalam pikiranku.


Bandung, 10 Januari 2017
Siang bolong, 13:20

Di lingkungan yang “katanya” ada ukhuwah.

Kamis, 22 Desember 2016

Kak… Aku ingin ibu (Surat Cinta dari Aleppo)

Kak… Aku ingin ibu
(Surat Cinta dari Aleppo)

Oleh : Irwanto


Kak… aku dengar hari ini, 22 Desember dinegaramu sedang merayakan hari ibu. Setiap orang mengucapkan “Selamat Hari Ibu” dengan bunga di tangan kanan dan kado lainnya untuk ibunya.

Hari ini, kakak memberikan bakti terbaik untuk ibu kakak, diabadikan dengan kamera super canggih dan diposting di media sosial dengan caption “I Love Ibu” “Ibu tersayang” “quality time with mother” dan jutaan caption lainnya tentang ibu.

Aku bahagia melihat mu kak, kau masih sangat menyayangi ibumu. Kau anak yang berbakti kak. Sungguh aku bahagia dan juga iri.

Pernahkah kau bertanya kenapa aku iri melihat kebahagiaanmu hari ini kak? Sungguh, aku sangat iri? Bahkan saking irinya, aku sampai menangis.

Ingin sekali melakukan apa yang kau lakukan untuk ibumu dihari ini. Membawakan ibu bunga, membuatkan ibu secangkir cokelat panas dipagi 22 desember ini, menjadikan ibu raja, dan mengabadikan seluruh kebahagiaan yang berlangsung dengan kamera. Serta ikut memamerkannya dimedia massa.

Sungguh, ingin sekali kak aku melakukannya.

Namun, apa dayaku. Aku sekarang ditengah-tengah kota ini seorang diri, tanpa sanak dan saudara. Aku saat ini dalam ketakutan, takut tentara-tentara itu datang dan menembakiku seperti yang ia lakukan kepada bapak.

Dalam ketakutan, rindu bersama ibu pun muncul. Ibu yang setiap pagi membangunkan ku untuk sholat, menyediakan sarapan, mempersiapkan diriku untuk kesekolah dan semuanya tentang sehari-hari ibu.

Tapi itu hanya tinggal sebuah kenangan. Ibu tidak akan kembali lagi, dia sudah bersama Tuhan disurga setelah ia dibunuh oleh mereka kak. Kau tau kak,,, sebelum mereka membunuh ibu, mereka memperkosa ibu, menikmati tubuh ibu dengan kasar. Setelah hawa nafsu mereka terpenuhi maka dentuman keras terdengar oleh ku dari balik bebatuan. Ibu ditembak, dan Ibu sudah pergi.

Kak… aku ingin ibu kak…

Kak… Kota ini semakin suram sejak ibu pergi. Pandanganku semakin dingin. Hatiku bertambah sedih, saat melihat kakak-kakak dinegaramu  saat ini banyak yang menelantarkan ibunya.  Tak merawat ibunya, atau ia sibuk dengan urusannya bersama teman-teman yang tidak penting. Sangat menyayat hati.

Beruntunglah kau kak, masih memiliki ibu dan memberikan bakti kepadanya. Meski bakti itu baru kau tunjukan di 22 desember ini, tapi tidak apa.

Dan, aku titip pesan buat teman-temanmu atau adik-adik yang ada di negeramu. Jika mereka tidak lagi membutuhkan seorang ibu, tak lagi merawat ibunya karena sudah terlalu tua, maka minta saja mereka mengirimkan ibunya untuk ku dan untuk anak-anak sebaya ku disini.


Karena, aku ingin ibu… Kak.
kami ingin ibu... Kak.

Rabu, 02 November 2016

Kami Muak dan Bosan oleh Taufik Ismail

Dengarlah kami akan menyanyi lagu yang tidak nyaman di hati
Lagu tentang sebuah negeri, negeri yang sedih dan ngeri
Dahulu pada abad abad yang silam,
Negeri ini penduduknya begitu rukun,
pemimpinnya jujur dan ikhlas memperjuangkan kemerdekaan.
Mereka secara pribadi tidak menumpuk-numpuk harta dan kekayaan.

Ciri utama yang tampak,
adalah kesederhanaan.
Hubungan kemanusiaannya,
adalah kesantunan dan kesetiakawanan.
Semuanya ini fondasinya adalah keimanan.

Tapi.., negeri ini berubah
jadi negeri MALING, COPET, RAMPOK, BANDIT dan MAKELAR.
Negeri PEMERAS, PENCOLENG, PENIPU, PENYOGOK dan KORUPTOR.

Negeri banyak omong,
orang banyak omong, fitnah kotor.
Tukang dusta, jago intrik dan ingkar janji.
Kini...
Mobil, tanah deposito, relasi dan kepangkatan
Kini, politik ideologi kekuasaan disembah sebagai tuhan
Kini, dominasi materi menggantikan tuhan

Kemudian alkohol nikotin heroin kokain sabu ekstasi ganja dan mriyuana
Pornografi, hp dan internet bagian dari gerakan sahwat merdeka
Seks tanpa aturan, gaya neoliberal dan ultra liberan merajalela
Setiap 15 detik seorang bayi diaborsi di ujung jalan jauh disana

KINI...
Negeri ini penuh dengan wong edan, gendeng, sinting.
Negeri padat jerma garelo (sinting), urang gilo, orang gila...
kronis nyaris sempurna infausta (buruk).

Jika mereka di bawa ke depan meja pengadilan,
apa betul mereka akan mendapat hukuman?
Divonis juga, tapi diringan-ringankan,
bahkan!!! berpuluh-puluh dibebaskan!

Yang mengelak dari pengadilan,
lari ke luar negeri dibiarkan.
Semua tergantung kecil besarnya uang sogokan.

Di RRC, koruptor dipotong kepala.
Di Arab Saudi, koruptor dipotong tangan.
Di Indonesia,  koruptor dipotong masa tahanan.

Dari barat sampai ke timur, berjajar dusta-dusta.
Itulah kini Indonesia.
Sogok menyogok menjadi satu,
Itulah kini Indonesia.

Kami... MUAK!!!
Kami muak dan kami bosan!!!
Kami sudah hilang kepercayaan lama,
lama kami sudah hilang kepercayaan
HILANG... KEPERCAYAAN!


Jumat, 28 Oktober 2016

Membaca Tanda-Tanda

MEMBACA TANDA-TANDA
KARYA TAUFIQ ISMAIL

Ada sesuatu yang rasanya mulai lepas
dari tangan dan meluncur lewat sela-sela jari kita
Ada sesuatu yang mulanya tak begitu jelas
tapi kini kita mulai merindukannya

Kita saksikan udara abu-abu warnanya
Kita saksikan air danau yang semakin surut jadinya
Burung-burung kecil tak lagi berkicau pagi hari

Hutan kehilangan ranting
Ranting kehilangan daun
Daun kehilangan dahan
Dahan kehilangan
hutan

Kita saksikan zat asam didesak asam arang
dan karbon dioksida itu menggilas paru-paru

Kita saksikan
Gunung memompa abu
Abu membawa batu
Batu membawa lindu
Lindu membawa longsor
Longsor membawa air
Air membawa banjir
Banjir membawa air
air
mata

Kita telah saksikan seribu tanda-tanda
Bisakah kita membaca tanda-tanda?

Allah
Kami telah membaca gempa
Kami telah disapu banjir
Kami telah dihalau api dan hama
Kami telah dihujani abu dan batu

Allah
Ampuni dosa-dosa kami
Beri kami kearifan membaca
Seribu tanda-tanda
Karena ada sesuatu yang rasanya
mulai lepas dari tangan
dan meluncur lewat sela-sela jari
Karena ada sesuatu yang mulanya
tak begitu jelas
tapi kini kami mulai merindukannya.

1982


Kerinduan Padamu Ya Rasulullah

Kerinduan Padamu Ya Rasulullah
Karya. Kurniati

Malam itu sunyi terasa
Tanpa sinar cahaya
Relung-relung hatiku sedang duka nestapa
Tanpa terasa berderai air mata

Aku bangkit dari hati yang hampa
Dijiwa yang rapuh
Dari khayalan yang mendera
Aku jauh… jauh… jauh… jauh

Kuambil sebuah buku
Kuubaca dengan seksama
Alkisah seoranng yang merindu
Rindu pada orang yang mulia

Nabi Muhammad bagindaku
Pembawa bahagia bagi ummatnya
Pribadimu yang agung… aku rindu
Rindu teramat rindu karena jasanya

Mengarahkan aku dnegan sinar kemuliaan
Cahaya Ilahi Rabbi yang engkau bawa
Sinarlah kegundahanku
Karena engkaulah sebagai karunia

Bagi orang-orang yang beriman sebagai amanat dari Allah


Insan Pilihan Allah

Insan Pilihan Allah
Karya. Kurniati

Banyak pijar-pijar bercahaya
Tapi ada yang lebih bercahaya
Cahaya diatas cahaya
Cahaya yang bersinar abadi sepanjang masa
Menerangi seluruh alam semesta

Subhanallah, Sosok pilihan
Engkaulah sebaik-baik makhluk Tuhan
Muhammad Nabi akhir zaman
Keistimewaanmu melampaui perbatasan
Perbatasan karena engkau pilihan Allah
Dari makhluk-makhluk pilihan
Pilihan Allah yang terpilih semourna diantara insan

Baginda-ku yang amat mulia
Engkau manusia teristimewa
Namamu disandingkan Allah Azza Wajalla
Kalimat syahadat sebagai bukti nyata

“Aku bersaksi bahwa tiada tuhan kecuali Allah, dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah.”

Muncul Lagi

Hai Guys, Assalamualaikum. Kembali berjumpa dengan saya, Uda Ir yang sudah lama tidak pulang-pulang. Kemana dia? Fine, lupakan si ...